Laporan Aksi Nyata Modul 1.4
Penerapan Budaya Positif di Sekolah dan Rumah
Oleh : Riska Gantari
CGP Angkatan 3 Kabupaten Sleman
Fasilitator : Muslih
Pengajar Praktik : Andri Noviati Fheasta
Latar Belakang
Budaya positif merupakan
nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada
siswa, agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung
jawab, kritis, dan penuh hormat. Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru
sebagai penuntun siswa menuju kebahagiaan dan keselamatan dengan memperhatikan
kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan merupakan tempat tumbuh dan
berkembangnya benih-benih kebudayaan serta budi pekerti. Budaya positif
menuntun siswa untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter
baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka
Kesadaran akan penerapan
disiplin masih berdasarkan motivasi ekstrinsik, dimana pembiasaan positif yang
diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut reward dan punishment.
Selama pembelajaran jarak jauh dan tatap muka terbatas tidak menutup
kemungkinan untuk melaksanakan pembiasaan disiplin positif dan budaya positf.
Kita ketahui bahwa karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh
dari seseorang. Oleh karena itu, penanaman karakter baik melalui budaya positif
sangat diperlukan selama pembelajaran di sekolah maupun di rumah dan
masyarakat.
Untuk menciptakan budaya
positif sekolah perlu adanya kolaborasi antara pihak sekolah, masyarakat dan
pemerintah. Membutuhkan waktu yang lama untuk menciptakan budaya positif di
sekolah, namun tetap harus dimulai dari sekarang meskipun saat ini masih dalam
masa pandemi. Masa pandemi bukanlah halangan dalam proses penerapan budaya
positif di sekolag, justru pandemi menjadi tantangan bagi seorang guru untuk
mencari cara bagaimana guru dapat mengontrol perilaku siswa meskipun tidak
bertatap muka secara langsung dengan siswa.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan aksi nyata yaitu sebagai berikut
:
- 1.
Menerapkan
budaya positif di kelas dan rumah sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada
siswa seperti mandiri, tanggung jawab, percaya diri, dan saling menghargai
- 2.
Menumbuhkan
kebiasaan berdoa dan bersikap baik kepada orang-orang terdekat.
- 3.
Menumbuhkan
kebiasaan baik tersebut di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.
Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh banyak
sekali hal yang berubah Beberapa kegiatan yang positif di sekolah mungkin saja
terkendala untuk dilaksanakan. Penulis selaku guru merasa kegiatan tersebut
harus tetap dilaksanakan selama pandemi ini. Tentu saja hal tersebut memerlukan
dukungan, kerjasama yang baik dari semua pihak. Dalam menjalankan peran dan
nilai seorang guru penggerak, penulis merasa perlu memulai dari diri sendiri
dan juga perlahan mulai berbagi dengan rekan guru.
Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses
perubahan
Beberapa ide atau gagasan yang muncul sepanjang proses perubahan adalah sebagai berikut :
- Melakukan kesepakatan dengan siswa dan koordinasi sebelum melaksanakan pembelajaran
- Melakukan sesi diskusi dengan siswa tentang kelas impian mereka
- Menuliskan kelas impian murid dan menghubungkan dengan kesepakatan kelas
- Siswa menuliskan kesepakatan kelas setelah berdiskusi dengan guru mengenai kelas impian mereka
- Kesepakatan kelas yang dituliskan adalah kesepakatan kelas yang berpihak pada murid
- Siswa melaksanakan kesepakatan kelas dan juga melakukan penerapan karakter baik di sekolah, rumah dan masyarakat
Rangkaian Pelaksanaan Aksi Nyata
1.
Perencanaan
Sebelum
melaksanakan kegiatan aksi nyata maupun pembelajaran saya merencanakan beberapa
hal terkait jadwal kegiatan dan bentuk kegiatan. Sebelum kegiatan dilaksanakan
saya selalu membuat perencanaan supaya dalam kegiatan aksi nyata ini tetap berada
pada jalur yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Saya juga
merencanakan hal-hal yang akan saya lakukan ketika membuat kesepakatan kelas
dengan siswa yaitu menyiapkan kertas sticky note. Sebelum itu, saya juga
mengomunikasikan rencana Tindakan aksi nyata ini kepada kepala sekolah. Hal ini
saya lakukan untuk mendapatkan masukan dari kepala sekolah terhadap perencanaan
yang telah saya buat.
2.
Penerapan
Pelaksanaan kesepakatan
kelas ini saya mulai dengan berdiskusi. Diskusi saya lakukan pada saat sekolah
kami menjadi piloting sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka
Terbatas tahap 1. Hal inilah yang saya manfaatkan uantuk berdiskusi dengan
siswa mengenai kelas impian mereka. Siswa menuliskan kelas impian mereka
masing-masing pada kertas sticky dan menempelkannya pada papan tulis. Semua
kelas impian siswa dibacakan dan diberikan umpan balik positif
Berdasarkan
tulisan siswa tentang kelas impian, kegiatan pembuatan kesepakatan kelas
berlanjut. Saya menguatkan siswa apa arti penting sebuah kelas impian dan
bagaimana cara untuk membuatnya terwujud. Salah satu cara adalah dengan membuat
dan melaksanakan kesepakatan kelas. Saya memberikan kesempatan siswa untuk
menuliskan kembali kesepakatan kelas sesuai dengan kelas impian yang mereka tuliskan
sebelumnya. Siswa menempelkan kesepatan kelas mereka di papan tulis.
Kegiatan
selanjutnya adalah pembahasan bersama kesepakatan kelas dari masing-masing
pendapat siswa kemudian merangkum dan menyamakan persepsi sehingga jadilah
kesepakatan kelas yang dalam pembuatannya melibatkan seluruh siswa di dalam
kelas. Setelah kesepakatan kelas terangkum, maka langkah selanjutnya adalah
dengan menandatangani kesepakatan kelas. Semua siswa menandatangani kesepakatan
kelas dan juga menyimpan dan menjaga kertas kesepakatan kelas yang sudah
ditanda tangani tersebut.
Pembuatan
kesepakatan kelas bukanlah akhir dari kegiatan penerapan budaya positif.
Penerapan budaya positif bukanlah hal instan yang langsung dapat terlaksana dan
membudaya. Diperlukan pembiasaan-pembiasaaan yang dilakukan siswa baik di
sekolah, rumah maupun masyarakat. Oleh karena itu, di dalam kelas maupun
sekolah guru memberikan teladan dan juga mengobservasi pembiasaan yang
dilaksanakan oleh siswa. Ketika di rumah, siswa pun melaporkan kegiatan
pembiasaan karakter baik yang telah dilakukan di rumah dengan mengirimkan foto
maupun video. Dengan pembiasaan yang baik dan dilakukan secara konsisten, maka
pelaksanaan budaya positif pun dapat menjadi hal yang membudaya pada diri siswa
dimanapun ia berada.
3.
Refleksi
Setelah kegiatan aksi nyata yang saya lakukan, saya
merefleksikan kegiatan yang saya lakukan dengan siswa dan rekan sejawat. Saya
membuka ruang diskusi pada saat pelaksanaan diseminasi kegiatan penerapan
budaya positif kepada kepala sekolah dan rekan sejawat. Kegiatan refleksi juga
dimaksudkan untuk menampung masukan dan saran dari rekan sejawat sehingga di masa
mendatang kegiatan dapat terlaksana dengan lebih baik.
Rencana Perbaikan
Dari berbagai kegiatan aksi
nyata yang saya lakukan, siswa saya menjadi terbiasa melakukan pembiasaan
penerapan budaya positif di kelas dan di sekolah. Perbaikan ke depannya, saya
akan memberikan angket penilaian diri maupun buku aktivitas karakter baik di
rumah,sehingga kegiatan penerapan karakter baik di rumah dan masyarakat dapat
saya amati, dan saya berikan umpan balik.
Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
0 Komentar