Pada slide awal, beliau menanyangkan dua gambar yang disertai pertanyaan. Pertanyaan tersebut adalah “Apakah anak lahir dengan kertas kosong atau kertas yang sudah ada tulisan yang samar?”. Saya menjawab B, karena jujur saja saya pernah mendengar dari dosen saya waktu kuliah dulu, bahwa menurut teori belajar apa ya (Konstruktivisme atau apa ya lupa hehe) anak-anak itu bukanlah kertas kosong, melainkan mereka sudah memiliki pengalaman belajar/pengetahuan sebelumnya. Saya iseng melihat kolom chat yang dipenuhi jawaban baik A maupun B. Namun lagi-lagi pak Iwan membuat kami penasaran dengan jawabannya dan akan menjawabnya nanti saat pemaparan.
Guru dalam perspektif merdeka belajar memiliki prinsip sebagai berikut.
1. Guru harus memandang anak dengan rasa hormat
Pendidik itu seperti petani padi yang bisa merawat, membasmi hama dan membuat tanaman padi menjadi lebih baik, namun petani tersebut tidak bisa mengganti tanaman padi yang menghasilkan tanaman lain.
Anak diibaratkan kertas yang sudah berisi tulisan yang sama, sehingga jika hal tersebut adalah karakter yang baik maka kita tinggal menebalkan tulisan tersebut.
2. Mendidik secara holistik
3. Mendidik secara relevan/kontekstual
Guru harus mencari inovasi dalam pembelajaran.
Pandemi COVID 19 ini membuat pendidik harus lebih berinovasi, memiliki mental nyaman di tengah ketidaknyamanan, berorientasi pada siswa, memiliki kemauan untuk belajar dengan teknologi, mau untuk bereksplorasi.
Banyak sekali hal yang dapat saya ambil dari kuliah umum hari ini. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman semua yang membaca dan menginspirasi. Sampai jumpa di tulisan berikutnya. ^^
0 Komentar