Siapa yang tidak mengenal kak Butet Manurung? Sudah pernah nonton film Sokola Rimba? Nah bagaimana menurut teman-teman tentang Sokola Rimba? Berbeda bukan dengan sekolah formal yang ada di Indonesia. Nah, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya mengikuti kuliah umum dengan narasumber keren kak Butet Manurung (yey).
Saat awal-awal slide, kak Butet menunjukkan beberapa aktivitas yang ada di Sokola Rimba. Saya takjub sekaligus pengen tahu, hehehe. Sokola Rimba terasa sangat berbeda dengan sekolah formal yang saya ketahui. Kok bisa? Sekolah formal biasanya tidak mengakomodasikan pembelajaran yang mengajarkan anak untuk mengatasi permasalahan hidup siswa. Anak Rimba (begitu kak Butet menyebutnya) tidak mau bersekolah jika sekolah itu tidak memberikan manfaat untuh kehidupan mereka.
Banyak sekali perbedaan di Sokola Rimba dengan sekolah formal. Untuk kurikulum saja sudah berbeda. Kurikulum di Sokola Rimba sudah disesuaikan dan diintegrasikan dengan kearifan lokal suku setempat. Sehingga tidak ada kata bahwa sekolah membuat mereka melupakan adat istiadat daerah mereka.
Saya terkesima dengan penjelasan kak Butet, hingga note saya kosong karena saya tidak tahu harus mencatat apa, hehehe. Namun yang pasti, ada satu kalimat yang membuat saya tergugah. Guru harus belajar dulu sebelum mengajar. Selain itu, guru harus mengajarkan kesadaran kritis dan kepekaan sosial sejak dini kepada anak-anak.
Siswa itu bukan obyek pembelajaran, namun yang menjadi obyek pembelajaran itu adalah permasalahan sehari-hari.
Untuk melihat materi dari kak Butet Manurung, teman-teman bisa klik link di bawah ini. https://www.youtube.com/watch?v=01q54xyPhrE&t=675s
0 Komentar